Selasa, 11 Maret 2008

SA (Pertemuan 1)

SISTEM AKUNTANSI

Sistem….
Sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi.

Sistem Akuntansi :
Organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan

Sistem :
Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Prosedur :
Suatu urutan kegiatan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penenganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Kegiatan Pokok Perusahaan Manufaktur
1. Desain dan pengembangan produk
2. Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
3. Penjualan produk jadi kepada pembeli


Sistem Akuntansinya…..

  • Sistem Akuntansi Pokok
  • Sistem Akuntansi Piutang
  • §Sistem Akuntansi Utang
  • Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan
  • Sistem Akuntansi Biaya
  • Sistem Akuntansi Kas
  • Sistem Akuntansi Persediaan
  • Sistem Akuntansi Aktiva Tetap


Pengembangan Sistem

  • Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru
  • Memperbaiki informasi yang dihasilkan sistem yang sudah ada, baik mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya
  • Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern
  • Mengurangi Biaya dalam Penyelenggaraan Catatan Akuntansi


Sistem Akuntansi bukan hanya berfungsi untuk mencatat transaksi keuangan saja…..
Peran besar dalam bisnis perusahaan, merupakan alat untuk menjalankan bisnis utama perusahaan.
(ex. Billing system, Unattended Gasoline Station)

Sistem Akuntansi merupakan subsistem Sistem Informasi Manajemen yang mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai intern maupun pemakai ekstern.

Senin, 10 Maret 2008

TAHAPAN & PROSES UKHUWAH ISLAMIYAH

TAHAPAN & PROSES UKHUWAH ISLAMIYAH
Ikhwah/akhawat fiLlah,
Assalamu'alaikum
Abu Zahra dalam postingnya "Potensi Islam" kemarin, secara pas, telah menyoroti dua hal - aqidah dan ukhuwah yang kuat -sebagai prasyarat datangnya pertolongan dan kemenangan hakiki yang dijanjikan Allah Rabbul 'alamiin. Jazakallahu khair Abu Zahra, tulisan akhi benar-benar dapat memperluas wawasan saya.
Saya ingin mengulas lebih jauh mengenai elemen kedua, yaitu ukhuwah, yang telah dibahas karakteristik dan prekondisinya dalam tulisan "Potensi Islam" tersebut. Saya sependapat dengan akh AbuZahra bahwa ukhuwah Islamiyah muncul mengikuti potensi aqidah dan merupakan ni'mat yang Allah berikan dan atas kehendak Allah. Kita hanya dapat berupaya untuk selalu mempersatukan hati-hati kita,namun Allah jugalah yang dapat memadukannya (Al-Anfal:63).
Berkenaan dengan upaya peningkatan ukhuwah Islamiyah ini, saya ingin share satu uraian yang saya rangkum dari tulisan Dr.AbduLlah Nasikh 'Ulwan dalam bukunya "Ukhuwah Islamiyah". Tulisan yang dilandasi dengan pengalaman beliau di lapangan da'wah, merinci tahapan-tahapan (marahil) yang pernah ditempuh oleh RasuluLlah dan para sahabat, dan selayaknya merupakan dasar pijakan kita dalam membina ukhuwah Islamiyah, di negeri manapun kita berada.
Program penguatan ikatan ukhuwah Islamiyyah membutuhkan proses yang tidak singkat, bertahap dan berkesinambungan. Setidaknya ada empat tahap yang mesti dilalui sebelum terwujudnya ukhuwah Islamiyyah yang benar-benar kuat dan utuh.
1. Tahap Saling Kenal (Ta'aruf).
Dalam tahap ini, seorang muslim tidak hanya mengenal begitu saja saudaranya; akan tetapi lebih jauh mencoba mengenali penampilan, sifat-sifat (shaksiyah) dan pemikiran saudaranya. pengenalan dalam tahap ini mencakup aspek jasadiy (fisik), fikriy(pemikiran) dan nafsiy (kejiwaan).
2. Tahap Saling Memahami (Tafahum).
Ini merupakan tahap yang penting, karena mencakup berbagai proses penyatuan. Seperti juga dalam fase pertama, ruang lingkup proses tafahum ini kurang lebih sama. Perbedaannya terletak pada intensitas pengenalan. Pada tahap ini, setiap muslim dituntut untuk memahami kebiasaan, kesukaan, karakter, ciri khas individu dan juga cara berpikir saudaranya. Dengan demikian perasaan-perasaan seperti "tidak enak", "tidak cocok" dan lain sebagainya dapat dieliminasi dalam rangka saling menasehati. Dalam tahapan ini terdapat tiga buah proses perpaduan, yang meliputi:
2.1. Perpaduan hati (Ta'liful Qulb).
Penyatuan hati merupakan asas awal yang mesti ada dalam proses pembentukan ukhuwah, sebab hati (qalbu) merupakan sumber gerak dan sikap seseorang dalam menilai, memilih, memilah, mencinta dan membenci orang lain. Bila hati telah terpaut dan jiwa telah terpadu, barulah persaudaraan seseorang dengan yang lainnya bisa berjalan mulus, bersih dan penuh rasa kasih. Hati manusia hanya bisa disatukan secara murni dan bersih apabila bermuara pada satu simpul ikatan yang fitrah. Simpul tali itu adalah aqidah (seperti yang telah dibahas Abu Zahra). Inilah satu-satu-nya dasar berpijak, bertemu dan pengikat yang utuh dan abadi (AliImran:103).
2.2. Perpaduan Pemikiran (Ta'liful Afkar).
Dalam proses ini, orang-orang yang sudah sehati sepatutnya berhimpun bersama untuk mempelajari suatu sumber yang sama sehingga menghasilkan suatu fikrah (cara berfikir) yang serupa. Dan yang jauh lebih penting adalah bila terjadi perbedaan cara pandang, maka dengan starting point cara berpikir yang sama akan dapat diselesaikan dengan segera, sehingga dapat meningkatkan efektifitas kerja. Ikatan ukhuwah Islamiyyah adalah ikatan yang aktif dan dinamis dalam menegakkan kalimat Allah. Untuk itu diperlukan tidak hanya sekedar hati yang ikhlas tetapi juga gagasan, pemikiran, konsep dan idealisme yang cemerlang. Meskipun sekelompok individu telah saling mengikatkan diri, sehati dan sejiwa; namun karena terdapat perbedaan orientasi dan wawasan pemikiran, maka strategi dan taktik pun menjadi berantakan. Akhirnya kerja berakhir pada kegagalan dan kekalahan. Oleh karena itulah tahap "penyatuan pemikiran" ini mutlak adanya.
2.3. Perpaduan Kerja (Ta'liful 'Amal)
Individu-individu yang telah berhimpun di atas persamaan tujuan dan pemikiran ini, tidak boleh hanya berdiam diri saja atau bekerja sendiri-sendiri (single fighter). Adalah merupakan sunatullah bahwa segala yang diam di tempat, cenderung menjadi penyakit. Air yang tergenang bisa menjadi sumber penyakit, demikian pula dengan kumpulan individu yang bersemangat tinggi dan memiliki setumpuk gagasan cemerlang, akan menjadi "penyakit" bila tidak ada langkah kerjanya. Oleh karena itu sangat perlu adanya kerja nyata dalam berbagai bidang dan keahlian. Agar kerja itu efektif, maka harus terakit dalam suatu kerja yang terarah.
3. Tahap Saling Tolong (Ta'awun).
Dalam proses penyatuan kerja, mutlak diperlukan adanya tolong-menolong yang merupakan kelanjutan dari tahap tafahum (saling memahami) pada point 2 di atas. Saling kenal saja, tanpa dilanjutkan dengan saling memahami, tidak akan mampu membentuk hubungan antar individu yang mampu tolong menolong, saling isi-mengisi dengan kekurang dan kelebihan yang terdapat pada tiap individu.
4. Rasa Senasib Sepenanggungan (Takaful).
Tahap ini merupakan muara dari proses ukhuwah Islamiyyah, yaitu terletak pada timbulnya rasa senasib dan sepenanggungan, suka maupun duka, dalam tiap langkah kerja. Bila fase takaful ini terwujud, maka ikatan ukhuwah Islamiyyah pun terbentuk dengan utuh. Ikhwan/akhwat fillah, dari rangkuman ini dapat kita lihat bahwa upaya penyatuan pribadi-pribadi muslim dalam suatu kerja Islami adalah merupakan perbuatan yang sia-sia, bila tidak diawali dengan tahapan dan proses yang telah disebutkan di atas.
Wallahu'alam bissawab
Wassalamu'alaikumabu
tarbiyah@isnet.org

SA (Pertemuan 3)

Formulir

Fungsi Formulir
•Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi perusahaan,
•Merekam data transaksi bisnis perusahaan,
•Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk
tulisan,
•Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam organisasi atau ke
organisasi lain.

Formulir dapat berupa KERTAS atau FORMULIR ELEKTRONIK.
Formulir kertas : secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi.
Formulir elektronik : Ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk menangkap data yang akan diolah dalam pengolahan data elektronik.

Manfaat penggunaan formulir elektronik
1.Tidak pernah kehabisan formulir,
2.Tidak pernah ketinggalan zaman,
3.Ketidakefisienan formulir dapat dihindari,
4.Tidak dimungkinkan penggunaan formulir yang salah,
5.Kecepatan pengisian formulir,
6.Penangkapan data dilakukan sekali,
7.Tidak ada data yang mengambang,
8.Kemudahan dalam pengelolaan formulir.

Penggolongan formulir

MENURUT SUMBER :
•Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan,
•Formulir yang dibuat dan dikirimkan kepada pihak luar perusahaan,
•Formulir yang diterima dari pihak luar perusahaan.

MENURUT TUJUAN PENGGUNAAN :
•Formulir yag dibuat untuk meminta dilakukannya suatu tindakan,
•Formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dilaksanakan.

Prinsip Dasar dalam desain formulir
1.Sedapat mungkin manfaatkan tembusan atau copy formulir,
2.Hindari duplikasi dalam pengumpulan data,
3.Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas mungkin,
4.Masukkan unsur internal check dalam merancang formulir,
5.Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang akan digunakan untuk
komunikasi dengan pihak luar,
6.Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi,
7.Beri nomor untuk identifikasi formulir,
8.Untuk formulir lebar, cantumkan nomor garis pada sisi kiri dan kanan,
9.Pencetakan garis pada formulir,
10.Cantumkan nomor urut tercetak,
11.Rancanglah formulir tertentu sedemikian rupa, yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau
“tidak”, untuk menghemat waktu pengisian.
12.Susun formulir ganda, dengan :
- Menyisipkan karbon sekali pakai,
- Menggunakan karbon beberapa kali pakai,
- Kertas tanpa karbon (carbonless paper).
13.Pembagian zona.

Kapan formulir diperlukan???

1.Jika suatu kejadian harus dicatat,
2.Jika informasi tertentu harus dicatat berulangkali,
3.Jika berbagai informasi yang saling berhubungan perlu disatukan dalam dalam tempat yang
sama,
4.Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab terjadinya transaksi.

Survey terhadap formulir…
Mengumpulkan data :
•Yang bersangkutan dengan formulir itu sendiri,
•Yang bersangkutan dengan kegiatan penyediaan, pengisian, dan pencatatan informasi dari
formulir tersebut.

Penggolongan dokumen…
Ditinjau dari pengolahan data akuntansi :
1.Dokumen sumber (source document),
2.Dokumen pendukung (supporting document atau corroborating document)

SA (Pertemuan 2)

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI


Tiga tahap pengembangan sistem akuntansi :
1.Analisis sistem
2.Desain sistem
3.Implementasi Sistem

Analisis Sistem dibagi empat tahap :
1.Analisis Pendahuluan
2.Penyusunan Usulan Pelaksanaan Analisis Sistem
3.Pelaksanaan Analisis Sistem
4.Penyusunan Laporan Hasil Analisis Sistem

Pelaksanaan Analisis Sistem :
  • Analisis Laporan yang Dihasilkan Sistem Sekarang
  • Menganalisis Transaksi
  • Mempelajari Catatan Pertama
  • Mempelajari Catatan Terakhir

Sumber Informasi :

- Sistem Akuntansi yang sekarang digunakan
- Sumber Intern yang lain
- Sumber-sumber luar

Teknik Pengumpulan Informasi :

- Wawancara
- Kuisioner
- Metode analisis kelompok
- Pengamatan
- Pengambilan sampel dan pengumpulan dokumen

Konversi Sistem

Pendekatan yang dapat digunakan :
1.Langsung
2.Paralel
3.Modular (Pilot Project)
4.Phase-in

ISTERI-ISTERI TELADAN DALAM ISLAM (Khadijah binti Khuwailid)

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalahsebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga.Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."
Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, pada-hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu-wailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baikdengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.
Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga.Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata : "Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin NabiSAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah disepakati."]
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia,hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang beriman kepadaAllah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Diahabiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertamakali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketikaNabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.
Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata : "Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim? Demi Allah, aku telahmengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku. "Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a. Khadijah r.a. berkata : "Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini. "Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali peneguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya.
Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal. Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya : "Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhan-nya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)."
Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pundi antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolongnya dengan jiwa dan hartanya.
Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [ShahihBukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]
tarbiyah@isnet.org

Q.S. Al Ikhlas

Memurnikan Keesaan Allah

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Katakanlah: " Dia lah Allah, Yang Maha Esa ".
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.
3. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.

Surat pendek ini termasuk golongan Makiyah berintikan tauhid me-murnikan keesaan Allah. Surat yang demikian penting, bahkan dalamsuatu hadits shahih dinyatakan kandungannya menyamai 1/3 Al Qur'an,dan bersama dengan surat Al Kaafirun selalu dibaca Rasulullah dalamshalat fajar. Mengapa surat pendek ini demikian berkedudukan tinggi? Jawabnya sederhana saja, bahwa " Keesaan Tuhan " yang dikandung surat 4 ayat ini adalah misi syiar Rasulullah, inti aqidah Islam,yang terus diulang dengan tekanan-tekanan berbeda dalam Al Qur'anmulia. Katakanlah: " Dia lah Allah Yang Maha Esa, yang bergantung padanya segala sesuatu, yang tak beranak dan tak diperanakkan, yang tak adasesuatu setara denganNya ".
Setelah ayat pertama, ayat-ayat yang menyusul hanyalah penjelas Keesaan Allah, penjelas logis yang menguat-kan hakekat esa. Surat ini mengandung nilai paling fundamental dari prinsip-prinsip dasar mengenai hakekat Islam yang agung. Nilai yang mengikat hati, membimbing, mengarahkan, dan menjadikan hati tegar terhadap berbagai tantangan hidup, tantangan dalam menghadapi lawan, tantangan dalam menghadapi kesusahan panjang yang meletihkan jiwa, dan tantangan dalam menghadapi kemenangan besar. Nilai keesaan Allah, Entitas Tunggal, Hakekat Tunggal, "Wujud Yang Esa".
Dia adalah "Wujud Yang Esa", yang ada sebelum waktu t=0 dan akan tetap ada melampaui waktu takberhingga. KeberadaanNya tanpa prosesmengada, tidak diadakan dan menjadi, sehingga Dia bukan sesuatuyang baru muncul, karenanya mustahil menjadi tiada. Dia Esa, kekal,bukan fungsi waktu. Inilah Wujud Hakiki, Wujud Yang Esa, maka tidak ada hakekat selain hakekatNya dan tidak ada wujud selain wujudNya. Maka setiap yang ada (maujud), selain dari padaNya, bergantungpenuh kepadaNya, bersandar pada Wujud Hakiki itu. Selain dari YangEsa adalah maujud, makhluk, hamba, budak yang tak dapat eksis tanpa bantuan, pertolongan, dan kasih-sayangNya.
Keesaan Allah menegaskan posisi Khalik-makhluk; Khalik yang tak bergantung dengan apapun, yang tidak memerlukan amal shaleh manusia, yang tidak memerlukan shalat dan ketaatan manusia dlsb; dan makhluk yang memerlukan Khalik, yang butuh penjagaan saat kegelapan datang,yang butuh perlindungan dari "was-was" yang datang menyelinap dan dapat menikam hati, yang butuh akan shalat dan taat, agar selaluberada pada jalan yang lurus, jalan para shiddiiqiin, jalan yang terjaga.
Keesaan Allah pun menegaskan kewajiban makhluk pada Khalik, keterikatan antara seorang hamba dengan Tuan, dengan Pencipta. Hati makhluk mesti terikat dan hanya boleh mengikatkan diri pada Allah, bergantung hanya pada Allah dan merdeka terhadap yang lain, selain Allah. Loyal dan memberi loyalitas (wa'la) penuh hanya pada Allah,dan memutuskan/membebaskan (bara') dari keterikatan terhadap hawanafsu, ketakutan akan lapar, kekurangan pakaian, penguasa lalim,dan keterikatan lain selain pada Allah (Baca posting Abu Infijaar "makna syahadah", jazakallah akhi abu infijaar) Ketergantungan penuh pada Allah, Tuhan manusia (Rabbinnaas), penguasa manusia (Malikinnaas), Sesembahan manusia (Ilahinnaas), serta takut (roja'), cinta (mahabbah), dan menuju (ghoyyah) hanya pada Allah Rabbul alamin adalah konsekuensi logis dan menegaskan hakekat fitri eksistensi manusia. Sedang ajaran Al Islam padadasarnya tak lain untuk mengembalikan manusia pada kondisi fitrahnya (hanif) ini.
Manakala kondisi fitri terjaga, maka segala jenis penghambaan; penghambaan manusia atas materi, penghambaan manusia atas manusia, dan penghambaan jenis lainnya tak akan menjadi pemandangan wajardi hari ini. Maka selamatlah hati dari setiap kabut tebal yangmenutupi, dari segala gejolak, dan dari segala kecenderungankepada selain Dia Yang Esa dalam Dzat dan Af'alNya. Hatimenjadi selamat dari penggantungan diri pada sesuatu yang maujud (penguasa, materi dlsb). Dikala hati telah melepaskan diri dariketergantungan pada selain Hakekat Yang Esa, dan tidak merasa ber-gantung kepa Wujud Hakiki itu, maka di saat itu pulalah hati ter-bebas dari segala ikatan duniawi, dan merdeka dari segala tekananmaterial (dalam segala bentuknya). Bebas dari kecenderungan danterlepas dari ketakutan. Maka tertancaplah ketenangan dalam hati,karena hati telah makrifat telah mengenal bahwa segala kecenderungan(mahabbah) yang dituntut terdapat di sisi Allah. Kepada Allah lahia mencari apa yang ia inginkan. Hati yang sudah makrifatullah, tak memerlukan pemuas nafsu, karena segala nafsu telah tertundukkanmelalui saluran yang hak--keterikatan, kedekatan hubungan denganKhalik. tak ada harap selain ridla Allah, tak ada damba selainjannah. Dan semuanya tercermin dalam da'wah dan sosok pribadi muslimyang utuh--jundullah. Agama ini menuntut manusia jalan dalam hakekat ini, berdiri atas dasar tersebut dalam menjalani hidup sebagai hamba, sebagai budak, dalam menjalankan tugas sebagai khalifah Allah. Inilah keyakinan akan Allah Yang Esa, Tuhan manusia, yang bergantungkepadaNya segala sesuatu, yang tak beranak dan tak diperanakkan,dan yang tak ada seorang pun setara denganNya--tauhiddul aqidah.
Wallahua'lam bishowab
(diambil dari posting abu zahra)